Realitas interaksi sosial yang muncul dalam ruang virtual dapat dilihat pada aktivitas para pelajar di Kota Semarang melalui media sosial. Realitas sosial yang muncul bahwasannya sebanyak 98,2% pelajar di Kota Semarang sebagian besar menggunakan sosial media berupa Tiktok dan Instragram. Realitas tersebut dapat dilihat dalam dua hal yakni realitas interasi sosial positif dan negatif dalam ruang virtual. Pada realitas interaksi sosial positif fenomena yang muncul dengan interaksi pelajar di dunia maya membawa dampak yakni memperluas jejaring pertemanan, memperkuat personal branding, mendapatkan informasi yang bermanfaat, menciptakan komunitas belajar, menambah sumber belajar, mengasah keterampilan dari hal-hal baru, memudahkan dalam belajar daring, menumbuhkan jiwa sosial. Sedangkan disisi lain memunjulkan realitas sosial negatif dalam penggunaan media sosial yakni pemanfaatan media sosial yang kurang optimal, kurangnya etika dalam berkomunikasi, salah memanajemen waktu sehari-hari, berkurangnya interaksi sosial secara langsung, merusak kesehatan mental maupun jasmani, dan penyalahgunaan sosial media. The reality of social interaction that appears in virtual space can be seen in the activities of students in the city of Semarang through social media. The social reality that emerges is that 98.2% of students in the city of Semarang mostly use social media in the form of Tiktok and Instagram. This reality can be seen in two ways, namely the reality of positive and negative social interactions in cyberspace. In the reality of positive social interaction, phenomena that arise with student interaction in cyberspace have an impact, namely expanding friendship networks, strengthening personal branding, obtaining useful information, creating learning communities, adding learning resources, honing skills from new things, facilitating online is study. , cultivating social life. Meanwhile, on the other hand, negative social realities emerge in the use of social media, namely the use of social media that is less than optimal, lack of ethics in communication, mismanagement of daily time, reduced direct social interaction, mental and physical health damage, and misuse of social media.